Modernisasi merupakan suatu tahap peralihan dari kondisi berkembang menuju keadaan yang lebih maju, unggul, dan mengalami peningkatan di berbagai bidang maupun aspek kehidupan masyarakat, modernisasi tidak hanya terbatas pada kemajuan teknologi, namun juga pada bidang sosial, budaya, ekonomi, dan lainnya. Modernisasi kerap dipandang akan menciptakan kesejahteraan dan kemajuan bagi masyarakat, tak pelak modernisasi dan segala hal yang berkaitan dengannya dielu-elukan dan menjadi tujuan masyarakat.

Meskipun modernisasi menghantarkan manusia pada kehidupan yang lebih baik dengan munculnya industri dan teknologi yang mendorong peningkatan perekonomian, disisi lain modernisasi juga membawa dampak negatif seperti sikap individualisme dalam masyarakat. Individualisme sendiri merupakan sikap individu yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada banyak orang, biasanya individu tidak memiliki keinginan untuk terlibat dalam kegiatan sosial yang ada di sekitarnya.

Kesibukan individu dengan pekerjaannya, penggunaan teknologi yang berlebihan, dan beberapa faktor lainnya menjadi faktor yang membuat individu menjadi kurang peduli dengan lingkungan sekitarnya. Tantangan dunia modern akan globalisasi dan modernisasi yang memunculkan individualisme, tentunya perlu direduksi dengan adanya wadah yang mampu membangun ruang diskusi dan menjadi titik temu masyarakat dalam mengatasi permasalahan sosial. Sikap individualisme merupakan sikap yang berbanding terbalik dengan sifat asli bangsa indonesia, Indonesia merupakan bangsa yang dibangun atas sikap gotong royong dan musyawarah mufakat, sehingga permasalahan yang ada di masyarakat perlu diselesaikan dengan kekeluargaan dan melalui jalan musyawarah mufakat.

Ngunut merupakan desa yang juga menjadi pusat dari Kecamatan Ngunut, tak pelak desa ini menjadi desa terluas dan terpadat di Kecamatan Ngunut. Luasnya wilayah desa Ngunut, tentu sebanding dengan kebutuhan dan timbulnya permasalahan warga yang beragam. Hal inilah yang mendorong perlunya wadah diskusi dan titik temu masyarakat dalam menyikapi isu sosial yang terjadi. Meskipun Ngunut tergolong sebagai desa maju dan terdapat banyak sektor industri, nyatanya Ngunut masih mempertahankan nilai sosial budaya hingga kini. Salah satu nilai tersebut adalah musyawarah, musyawarah disini dapat ditemui melalui kegiatan paguyuban yang ada di setiap dusun di Ngunut.

Paguyuban merupakan kegiatan musyawarah warga yang dilaksanakan dalam sebulan sekali, kegiatan ini beranggotakan kepala dusun, ketua RT, ketua RW, Tokoh masyarakat, dan warga di masing-masing lingkungan yang ada di Desa Ngunut. Paguyuban biasanya dipimpin oleh kepala dusun selaku pemimpin jalannya diskusi dan dilaksanakan secara bergilir di tempat yang telah ditentukan. Paguyuban membahas seputar isu sosial, keamanan, dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh warga, Paguyuban bukan sekadar tempat warga dan tokoh masyarakat dalam menyampaikan isu sosial kemasyarakatan saja, namun disini paguyuban juga berperan sebagai jaring aspirasi masyarakat kepada pemerintah desa.

Paguyuban menghasilkan beberapa keputusan terkait kebutuhan maupun situasi yang terjadi di lingkungan, misalnya iuran sosial yang dapat dijadikan contoh produk dari paguyuban. Setiap lingkungan memiliki pengelolaan dan peruntukan iuran sosial yang berbeda-beda, seperti yang dituturkan Sutrisno selaku Kepala Dusun Gentengan, bahwa pengelolaan iuran sosial diwadahi dan dikelola oleh ketua RT atau ketua RW, iuran ini diperoleh secara sukarela dari warga setiap bulannya, peruntukannya sendiri seperti untuk membantu warga yang meninggal, perbaikan lampu jalan, dan kegiatan warga lainnya. Berbeda pula dengan taerjadi di dusun lain seperti yang disampaikan oleh Agus selaku kepala dusun Beji, ia menuturkan bahwa iuran sosial sendiri dikelola oleh masing-masing ketua RT atau RW setempat, dimana dana diperoleh secara sukarela dari warga selama sebulan sekali, warga dapat mengumpulkan iuran sosial sebesar Rp4.000,00 yang nantinya akan diperuntukkan untuk perbaikan penerangan jalan maupun kegiatan warga.

Dengan adanya paguyuban, warga dapat menyalurkan aspirasi maupun permasalahan yang mereka alami untuk dicarikan solusinya bersama-sama. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Darmaji salah satu ketua RT di lingkungan 6, Darmaji menuturkan bahwa dengan adanya paguyuban, permasalahan yang dialami oleh warga dapat segera diselesaikan. Darmaji menjelaskan dengan salah satu kasus yang dialami di lingkungnnya, genangan air yang selalu menimpa wilayahnya di kala musim hujan menghambat mobilitas warga saat melaksanakan ibadah, dengan menyampaikan hal tersebut di paguyuban permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan memperbaiki jalan tersebut.

Paguyuban menjadi wadah masyarakat dalam menyampaikan keresahan yang mereka alami sehari-harinya, dalam wadah inilah nantinya akan dicarikan solusi jalan keluar terbaik dalam penyelesaiannya. Kebersamaan dan saling bertukar pemikiran dalam menyelesaikan permasalahan inilah yang membentuk perasaan kolektif antar individu dan membentuk serta memperkuat solidaritas sosial. Produk-produk Paguyuban seperti iuran sosial, memunculkan kesadaran kolektif antar warga dalam tolong menolong, bekerjasama dalam menyelesaikan masalah, dan perasaan saling membutuhkan. Solidaritas ini terbentuk sebagai hasil dari perasaan kolektif dari kebersamaan warga dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, solidaritas lahir dari aksi dan reaksi kesadaran antar individu, kesadaran individu itu menyerukan kesadaran kolektif yang berasal dari perasaan yang sama, solidaritas dan kebersamaan warga dalam menyelesaikan permasalahan dan kegiatan kolektif inilah yang membawa individu merasa menjadi bagian dari keseluruhan masyarakat.

Solidaritas masyarakat di Ngunut tidak terlepas dari rasa saling membutuhkan satu sama lain, Durkheim dalam bukunya The Division Of Labour Society membagi Solidaritas sosial menjadi dua, yakni solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Dalam konteks masyarakat desa ngunut solidaritas sosial lebih didasari karena perbedaan-perbedaan yang ada, hal ini mengingat masyarakat Ngunut cenderung beragam seperti dalam mata pencaharian. Perbedaan mata pencaharian dan pembagian kerja inilah yang menimbulkan anggota satu dengan yang lainnya saling membutuhkan.

Dalam konteks ini solidaritas sosial yang lebih menonjol merupakan solidaritas organik, dimana dalam solidaritas organik setiap anggota masyarakat tidak dapat mencukupi kebutuhannya sendiri melainkan kebutuhan dapat dipenuhi dengan adanya rasa saling ketergantungan yang tinggi antar anggota. Hal ini seperti disampaikan oleh Sigit selaku anggota LPM desa, Sigit menuturkan bahwa antar industri yang ada di desa Ngunut saling membutuhkan satu sama lain, seperti dalam memenuhi kebutuhan bahan baku dan alat produksi. Dalam kegiatan warga, antar warga pun saling membutuhkan adanya bantuan dari warga lain seperti.

Dengan adanya paguyuban dan rasa saling membutuhkan, individu akan mengidentifikasi dan mengikat dirinya sebagai anggota kelompok warga, individu akan sadar dirinya memiliki peran dalam kelompoknya dan merasa bahwa peran yang dimilikinya mampu dijalankan dan individu akhirnya akan memiliki ketergantungan untuk selalu bekerjasama dengan kelompoknya. Hal inilah yang diperlukan dalam era modernisasi dan globalisasi kini, perasaan membutuhkan dan dibutuhkan inilah yang mendorong masih lestarinya nilai-nilai sosial di masyarakat.

Individualisme yang didorong oleh modernisasi dan globalisasi mengakibatkan individu bersikap hanya mementingkan dirinya sendiri dibanding kepentingan umum, individu tak lagi menganggap penting untuk bersosialisasi dengan lingkungannya dan rasa empatinya yang mulai mati. Sikap inilah yang lambat laun melunturkan nilai-nilai budaya yang telah mengakar bagi bangsa Indonesia, perubahan tentunya tidak dapat dihindari. Dengan adanya paguyuban dan segala produk yang dihasilkannya, tentu menjadi filter perkembangan zaman yang terus menjaga kesadaran bahwa kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan, positif dan negatif perubahan zaman merupakan konsekuensi dari rantai panjang evolusi manusia.

Panta rhei kai uden menei – Herakleitos

Bagaimana reaksi anda mengenai artikel ini ?