DESA NGUNUT
Desa Ngunut adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Ngunut yang memiliki wilayah terluas dari desa lainnya yaitu ± 3,73 Km2 yang dibagi menjadi 10 dusun, 28 RW dan 78 RT.
Batas – batas wilayah Desa Ngunut disebelah Utara berbatasan dengan Sungai Brantas. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gilang. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sumberejo Wetan. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pulosari.
Secara geografis Desa Ngunut memiliki letak yang cukup strategis, karena seluruh wilayah berada pada tanah datar dan menjadi jalur penting pusat kecamatan Ngunut, yang memiliki tingkat mobiltas yang cukup padat, khususnya mobilisasi angkutan hasil-hasil perindustrian, pertanian maupun sumber-sumber kegiatan ekonomi lainnya. Selain itu juga didukung fasilitas kesehatan seperti posyandu terbanyak yaitu 14 unit dan layanan kesehatan lainnya seperti puskesmas, Rumah Sakit, klinik, dll yang sangat membantu masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pola pembangunan lahan di Desa Ngunut lebih didominasi oleh kegiatan industri (pembuatan sabuk, Kaporlap TNI, dll) , perdagangan, dan pertanian. Dari segi pendidikan, juga terdapat beberapa sekolah dan yang cukup terkenal yaitu SMP N 1 Ngunut, SMP N 3 Ngunut, dan beberapa sekolah lainnya ditingkat SD. Tidak hanya itu, di Desa Ngunut terdapat banyak fasilitas umum lain seperti stasiun, bank, pasar, minimarket, dan fasilitas umum lainnya.
Berdasarkan BPS kabupaten Tulungagung tahun 2016 penduduk di wilayah kecamatan Ngunut yang memiliki jumlah penduduk yang paling banyak yaitu Desa Ngunut sebanyak ± 17.193 jiwa yang terbagi menjadi 8.472 jiwa laki-laki dan 8.721 jiwa perempuan.
Di Desa Ngunut terdapat beberapa budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini seperti, kesenian jaranan, kesenian reog kendang, sholawatan, serta seni bela diri yakni pencak silat. Kesenian jaranan merupakan salah satu kesenian yang sangat melekat pada masyarakat Desa Ngunut karena cukup banyak organisasi ataupun sanggar yang melestarikan kesenian ini. Kesenian jaranan Di Desa Ngunut dikenalkan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Kesenian jaranan ini sudah ada sejak tahun 1945 yang pertama kali dikenalkan oleh Mbah Kamat. Kesenian reog kendang di Desa Ngunut sudah diperkenalkan sekitar tahun 1970, dimana mulai banyak masyarakat mulai mempelajari kesenian tersebut. Selanjutnya sekitar tahun 2014-2019 atas arahan Bupati Tulungagung yang menjabat pada saat itu bahwa setiap desa diupayakan untuk memiliki kelompok tari reog kendang yang mana kelompok tersebut masih ada sampai saat ini di Desa Ngunut. sholawatan di Desa Ngunut sudah ada dari sebelum tahun 2000, yang alirannya yakni MUHIBBIN yang meniru kelompok Sholawatan AI MUHIBBIN dari Kampung Dalam, Tulungagung. Serta untuk seni bela diri pencak silat dipelajari cukup lama oleh beberapa masyarakat di Desa Ngunut.